Tata cara mandi junub

Salah satu hal yang wajib diketahui oleh setiap muslim adalah tata-cara bersuci baik dari hadas besar, kecil maupun dari najis. Mandi adalah mengalirkan air ke seluruh badan. Mandi wajib adalah mandi yang wajib dilakukan untuk menghilangkan hadas besar. Hadas besar adalah hadas yang timbul karena keluar sperma, haid, nifas, melahirkan, atau karena berhubungan badan. Dan di tambah kewajiban memandikan terhadap mayat.

Rukun mandi ada dua:
Niat
Meratakan air ke seluruh badan

Niat mandi wajib adalah meniatkan mandi untuk menghilangkan hadas besar, atau menghilangkan janabah atau berniat mandi untuk membolehkan hal-hal yang haram karena janabah. Niat ini dilakukan pada permulaan saat pertama kali menyiram air ke badan, dengan pengertian siraman air yang di sertai dengan niat maka itulah awal permulaan mandi, sedangkan bagian badan yang telah di siram air sebelum niat, wajib di basuh kembali.

Kemudian wajib meratakan air keseluruh tubuh, hingga ke bagian di bawah kuku, kulit kepala, bagian dhahir lipatan telinga bahkan bagi wanita juga wajib menyampaikan air ke bagian kemaluan pada bagian yang biasa terlihat seandainya duduk qadha hajat, dan juga pada bagian di bawah kulit penutup grand penis pada orang yang belum dikhitan. Demikian juga wajib disampaikan air pada anus, pada bagian yang wajib di basuh ketika istinjak dari air besar. Ada beberapa bagian yang tidak wajib di sampaikan air kepadanya, yaitu bagian mulut, hidung, mata.

Sebenarnya, dengan sekali basuhan air yang merata ke seluruh tubuh, sudahlah memadai untuk mandi wajib. Namun untuk lebih sempurnanya ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
Menghilangkan kotoran yang lengket di badan, baik kotoran najis seperti wadi, mazi maupun yang suci seperti mani/sperma.

Berwudhu’ sebelum mandi
Bersungguh-sungguh menyampaikan air ke bagian tubuh yang sukar terkena air, seperti bi bawah lempengan kulit pada orang yang gemuk.
Menyela-nyela rambut dan jenggotnya dengan air
Kemudian baru menuangkan air ke atas kepala, kemudian pada bagian kanan dan dilanjutkan pada badan bagian kiri.

Menggosok-gosok badan ketika mandi.
Membasuh atau mengulang-ngulang sebanyak tiga kali.
Beriringan, jangan sampai diselangi oleh waktu yang lama sehingga anggota badan telah kering.
Bagi wanita yang mandi dari haid yang bukan sedang menjalani masa ihdah, setelah mandi disunatkan memakai wangian pada bagian kemaluannya. Sedangkan wanita yang sedang menjalani masa ihdad tidak boleh memakai wangi-wangian.
Sunat air yang digunakan untuk mandi tidak kurang dari satu sha’
Makruh berlebihan menggunakan air dalam mandi (israf).
Membaca syahadat dan berdoa setelah mandi, sebagaimana juga dilakukan setelah wudhu’.


Mandi wajib tidak disunatkan untuk diperbarui, tidak seperti wudhu’ yang sunat diperbarui setelah setiap kali shalat, walaupun masih ada wudhu’nya. Dan jika mandi wajib diniatkan bersama dengan mandi sunat, misalnya mandi untuk shalat jumat, maka sah kedua-duanya. Dengan mandi wajib maka hadas kecil juga hilang, maka setelah mandi bisa langsung shalat tanpa harus wudhu’ terlebih dahulu. Namun ini berlaku bila dalam mandi tidak ada hal-hal yang membatalkan wudhu’.
Load disqus comments

0 komentar